Dentuman Misterius


TEMPO InteraktifTrenggalek- Dentuman misterius di kawasan kaki Gunung Wilis diperkirakan akan berhenti dalam dua bulan ke depan. Aktivitas geologi ini dipengaruhi curah hujan yang tinggi.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa dan Bencana Geologi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PMBG) Bandung Gede Suantika mengatakan aktivitas alam tersebut tak perlu membuat masyarakat resah. “Dua bulan lagi saya kira sudah berhenti,” kata Gede di sela pemantauan seismograf di Trenggalek, Jumat (25/2).

Hingga hari kedua seusai pemasangan alat pendeteksi gempa di empat titik lokasi dentuman Kabupaten Trenggalek, Gede masih berpendapat fenomena itu akibat pergerakan tanah lambat atau creeping. Pergerakan terjadi sebagai dampak curah hujan tinggi hingga mempengaruhi kestabilan tanah.

Dari pantauan lapangan diketahui kondisi geologi wilayah seputar Gunung Wilis terdiri dari banyak sesar atau retakan yang mempunyai pergerakan searah dengan arah retakan. Secara teori, ukuran dimensi sesar dapat mencapai ratusan kilometer atau sesar Semangko. Sedangkan ukuran lainnya hanya beberapa sentimeter saja.

Gede memastikan aktivitas di Gunung Wilis akan berhenti sendiri setelah mencapai tingkat kestabilan. “Tak ada yang perlu dikhawatirkan,” katanya. 

Namun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung tetap akan menyelidiki aktivitas vulkanik Gunung Wilis. Meski berstatus gunung tua, gunung api itu tercatat pernah meletus. Petugas pos pengamatan Gunung Kelud Khoirul Huda mengaku telah menerima permintaan dari PVMBG Bandung untuk memonitor aktivitas vulkanik Gunung Wilis. “Besok sebagian tim kami dan PVMBG Bandung akan naik ke Wilis,” kata Khoirul Huda.

Gunung Wilis merupakan gunung non-aktif di perbatasan antara enam kabupaten yaitu Kediri, Tulungagung, Nganjuk, Madiun, Ponorogo, dan Trenggalek. Ketinggian gunung ini mencapai 2.552 meter dan memiliki cukup banyak air terjun.

Aktivitas tanah yang menimbulkan suara dentuman disertai getaran telah dirasakan warga Trenggalek, Ponorogo, dan Tulungagung. Dentuman dipastikan tak mempengaruhi aktivitas vulkanik Gunung Kelud. “Sampai saat ini aktivitas Kelud normal,” kata Khoirul Huda.

Ketua tim penyelidikan PVMBG Bandung Gede Suantika mengatakan secara teori aktivitas pergerakan tanah itu memang bisa mempengaruhi aktivitas vulkanik gunung api. Namun dia memastikan belum ada indikasi ke arah sana. “Saat ini belum ada gejala ke sana,” katanya. (sumber:http://www.tempointeraktif.com/hg/surabaya/2011/02/25/brk,20110225-315941,id.html)

0 komentar:

Posting Komentar